Pages

Sabtu, 30 Oktober 2010

PERENCANAAN KARANGAN ILMIAH

Karya ilmiah merupakan salah satu jenis tulisan nonfiksi. Oleh karena itu, langkah menulis karya ilmiah tentu saja tak sama dengan menulis fiksi seperti cerpen, novel, atau puisi dan perlu tahapan seperti dibawah ini:

* Tahap persiapan
* Tahap pengembangan
* Tahap revisi

Menulis karya ilmiah ini tak dapat dihindari, terutama jika Anda masih duduk di bangku sekolah (misalnya menulis karya ilmiah dalam bentuk makalah, laporan praktikum, laporan karyawisata, dan tugas akhir) atau kuliah (misalnya menulis makalah, proposal penelitian, dan skripsi).

Jika Anda sudah biasa menulis karya fiksi, ada dua keuntungan yang bisa dirasakan ketika menulis karya ilmiah:

* Dapat menulis dengan lancar.
* Dapat menulis dengan gaya bahasa yang luwes.

Langkah menulis karya ilmiah tak selalu sama dengan menulis karya fiksi. Beberapa langkah yang ada dalam penulisan karya ilmiah tidak ditemui dalam penulisan karya fiksi.

Perhatikan Langkah Menulis Karya Ilmiah :
* Judul
* Pokok masalah
* Pengumpulan data
* Tata cara penulisan umum
* Tata cara penulisan khusus
* Daftar pustaka

PENDAHULUAN

Seperti namanya, bagian ini memberikan gambaran mengenai topik penelitian yang hendak disajikan. Aspek-aspek yang biasa disertakan pada bagian ini diuraikan secara sederhana di bawah ini.

Latar belakang masalah
Pada bagian ini, penulis harus menguraikan apa yang menjadi ketertarikannya pada objek yang diteliti. Oleh karena itu, kepekaan untuk memerhatikan fenomena-fenomena yang mutakhir di bidang yang sedang ditekuni menjadi kebutuhan. Tidak jarang, sebuah makalah atau skripsi mendapat sambutan hangat karena membahas topik-topik yang sedang hangat.

Satu aspek lain yang perlu dikemukakan pada bagian ini ialah tinjauan pustaka. Peneliti perlu menyertakan beberapa penelitian yang relevan dengan topik yang dikerjakan. Hal ini dilakukan agar memperjelas pembaca bahwa penelitian yang dilakukan bukan mengulangi berbagai penelitian lainnya.

Masalah dan batasannya
Dari fenomena yang menarik perhatian, penulis harus secara eksplisit mengemukakan masalah yang hendak dibahas. Sebab pada bagian latar belakang, masalah yang hendak dibahas biasanya tidak dikemukakan secara eksplisit.

Meski demikian, masalah yang hendak dibahas atau diteliti itu masih harus dibatasi lagi. Hal ini dilakukan agar pembahasan tidak meluber luas kepada aspek-aspek yang jauh dari relevan. Selain itu, pembatasan masalah penelitian juga akan menolong dalam hal efektivitas penulisan karya ilmiah.

Tujuan dan manfaat
Kemukakan tujuan dan manfaat penelitian yang dikerjakan. Sedapat mungkin dijabarkan keduanya, baik bagi lingkungan akademis maupun masyarakat secara umum.

Metode dan Teknik Analisa
Penentuan metode dan teknik menganalisis data juga akan menentukan hasil dari sebuah penelitian. Metode harus dibedakan dari teknik. Mengenai keduanya, Sudaryanto (2001) menyebutkan bahwa metode merupakan cara yang harus dilaksanakan, sedangkan teknik merupakan cara melaksanakan metode. Sebagai cara, tambahnya, kejatian teknik ditentukan oleh adanya alat yang dipakai.

Dalam ilmu linguistik, metode penelitian berkisar pada dua metode besar, yaitu metode padan dan agih. Sementara tekniknya ada bermacam-macam. Tidak semua metode perlu dan relevan untuk digunakan dalam menganalisa data penelitian. Oleh karena itu, peneliti perlu berhati-hati dalam menentukan metode dan teknik analisanya. Data penelitian yang diperoleh harus benar-benar dicermati perilakunya.

Landasan teori
Sebuah penelitian tentu perlu memiliki dasar teoritis yang kuat. Namun, penulis harus benar-benar teliti menentukan dasar teoritis yang akan mendukung pembedahan masalah. Biasanya, bila sudah mengerti perilaku data yang diperoleh, penentuan teori yang hendak dipakai akan lebih mudah.

Jenis-Jenis Karya Ilmiah :
* Skripsi
* Tesis
* Disertasi
* Laporan penelitian
* Pidato ilmiah
* makalah ilmiah
* Artikel ilmiah
* Laporan Magang


Sumber : http://pelitaku.sabda.org
http://www.anneahira.com

Minggu, 10 Oktober 2010

Artificial Intelegence(AI) Terhadap Mikrohidro

Artificial Intelegence (AI) atau biasa disebut dengan kecerdasan buatan adalah kecerdasan yang dibuat dan diterapkan ke dalam komputer/ mesin sehingga komputer/ mesin tersebut dapat melakukan pekerjaan seperti manusia.

Kecerdasan buatan ditemukan pada tahun 1956 oleh John McCharty, seorang profesor dari Massachusetts Institute of Technology.

Sekarang ini kecerdasan buatan banyak dimanfaatkan dalam kehidupan manusia. Kecerdasan buatan digunakan untuk menangani beberapa hal antara lain:
Persepsi (pandangan dan percakapan, Bahasa alamiah (pemahaman, penurunan, translasi), Kontrol robot, Permainan, Persoalan matematis (geometri, logika, kalkulus integral), Permesinan (desain, penemuan kesalahan, perencanaan pabrik), Analisa ilmiah, Diagnosa bidang kedokteran dan Analisa keuangan


Mikrohidro adalah pembangkit listrik tenaga air skala kecil dan mempunyai prinsip kerja mirip dengan PLTA. Energi yang dihasilkan mikrohidro jika dibandingkan dengan PLTA skala besar cukup kecil sehingga berimplikasi pada sederhananya peralatan dan kecilnya areal tanah yang diperlukan untuk instalasi dan pengoperasian mikrohidro. Hal tersebut merupakan salah satu keunggulan mikrohidro, yakni tidak menimbulkan kerusakan lingkungan.
Mikrohidro cocok diterapkan di pedesaan yang belum terjangkau listrik dari PT PLN. Mikrohidro mendapatkan energi dari aliran air yang memiliki perbedaan ketinggian tertentu. Energi tersebut dimanfaatkan untuk memutar turbin yang dihubungkan dengan generator listrik. Mikrohidro bisa memanfaatkan ketinggian air yang tidak terlalu besar, misalnya dengan ketinggian air 2.5 m bisa dihasilkan listrik 400 W. Potensi pemanfaatan mikrohidro secara nasional diperkirakan mencapai 7,500 MW, sedangkan yang dimanfaatkan saat ini baru sekitar 600 MW. Meski potensi energinya tidak terlalu besar, namun mikrohidro patut dipertimbangkan untuk memperluas jangkauan listrik di seluruh pelosok nusantara.

Pesatnya pembangunan di berbagai propinsi tentunya akan meningkatkan kebutuhan energi listrik. Mengingat tidak meratanya penyebaran energi listrik di berbagai propinsi maka dibutuhkan pembangkit listrik untuk memenuhi kebutuhan penduduk yang meningkat dengan cepat. Untuk itu mikrohidro sangat terbuka sebagai objek usaha swasta. Hal ini di topang dengan banyaknya anak sungai yang mengalir di berbagai propinsi dan banyaknya irigasi di daerah transmigran. Selain itu, peluang ini dikaitkan dengan target pemerintah utnuk meningkatkan electrification ratio kepala kelurga hingga 90 persen pada tahun 2020. Jika dibandingkan dengan pembangkit listrik tenaga diesel dan tenaga gas maka pembangkit listrik mikrohidro ini dapat bersaing dengan biaya pembangkitannya relatif murah yakni lebih kecil dari Rp 415 kWh. @yc

Sumber : Newsletter IMIDAP